Nisa HEBAT
Perjalanan hidup yang memeritkan kadang memaksa kita ketawa dalam tangisan. Perasaan di jiwa terpaka dilupa hanya untuk menggembirakan hati yang lain. Arghhhhh!!!!! Sedarkah dunia, hidup di dalamnya bagaikan berjalan di atas raksa yang bila2 masa mati tanpa disedari. Gembirakah kita menggembirakan orang lain?? Mampukah tersenyum melihat insan lain tertawa? Bahagiakah persis seorang raja memiliki permaisuri nya??

Melihat anak kecil tersenyum riang, aku bertanya pada akal, 'berpanjangkah keriangan itu??' Si kecil yang tidak mengerti apa2, kelak satu hari pasti kau tidak mampu lagi tersenyum seindah itu... Masalah bagaikan permainan yang pasti kau sendiri jelak dengannya! Hah, semangat yang kental seperti penawarnya, tp sejauh manakah kaki mampu melangkah?? Hati bukannya logam yang xgentar menelan kata2 pahit...


Hari ini, aku termenung sendiri... Terkeliru... Terasing dalam pengasingan. Lelah... Pedih... Mendambakan kebahgiaan, namun aku x lagi berdaya... Lemah... Kaki bagaikan kaku... Tangan sudah lesu... Hati semakin pilu... Segalanya mencabar. Kekuatan semakin pudar... Dan aku semakin gentar...


Cinta bukan yang dimaksudkan, jauh sekali persahabatan yang mengindahkan. Tapi aku sering merindui yang silam. Kenikmatan yang jauh ditinggalkan. Mengejar kejayaan memaksa hati melupakan segala dalam genggaman.... Kesedihan hari ini sering membuatkan kita mencipta keriangan yang pernah dimiliki. Kerinduan terhadap kenangan menyaksikan manusia mencari2 dalam kegelapan... Gelak ketawa yang berlalu membuatkan kita mengintai kembali yang telah berlalu. Semuanya untuk menjadi kisah klasik pada masa depan...


Kesabaran diuji kala yang x diundang mengunjung tiba. Datangnya x dijemput tapi perginya sukar diterima. Saat2 itulah kita memerlukan pendengar yang setia. Yang xperlu mengerti tapi hanya memahami. Yang menerima meski tidak meminta. Yang sabar walau jauh dari kerelaan... Wujudkan manusia sesetia ini? Sukar untuk aku tafsir sendiri. Dunia pasti mempunya jawapannya...


Gelombang ini umpama tangisan tidak berpenghujung. Pasrah dengan situasi. Namun sejauh manakah penerimaan...
Salahkah mempamerkan kesedihan? Sukarkah melihat keraguan? Terasa ingin aku memaki mereka yang tidak memahami. Hidup aku bukan atas aturan mereka. Aku punya prinsip dan cara tersendiri. Cara yang kadang melanggar norma bukan bermakna aku jauh di garisan kesesatan. Tidak! Oh... bagaimana lagi untuk mengerti... Tolonglah aku...

Sukarnya untuk meluahkan, dan payahkah memberi kesabaran? Usaha untuk mengerti bagaikan debu ditiup angin.. Umpama daun berguguran kini... Seperti sampah di lautan... Terumbang-ambing mencari haluan. Memberikan yang terbaik balasannya jauh dari yang diharapkan. Sakit... Yang aku dengar hanya ketawa mencerca dan senyuman yang terpaksa. Inikah hipokrasi manusia?


Tidak aku meminta harta jauh sekali emas berjuta, cukuplah sekadar
setitik keikhlasan... Keikhlasan dari sekeping hati kepada sepotong jiwa... Yang bisa menukar kaca kepada permata. Yang mampu menilai tanpa keraguan... Yang menyentuh bisikan sebuah keletihan dan selautan perasaan... Yang memberi nafas sebelum kematian...
Labels: edit post
5 Responses
  1. Anonymous Says:

    makin menjadi2..
    sungguh putar betil..
    mula la ak xphm nehy..

    no wonder la hidup memang roda..
    up n down..
    what goes around must come down..


  2. Nisa HEBAT Says:

    menda ni simple jek...

    tlalu byk dugaan dalau hidup

    byk perkara yg terjadi

    perkara yang tak disangka2

    smp semangat leh hilang

    rs tanak idop pon ada

    ahahahaha biasak la yang

    jiwa kacau tika itu~~

    wuwuwuwuwuu


  3. ai,,,ap la mslh budak ni ye..pinta di cerita, xnk pula dia...


  4. Anonymous Says:

    so..bile jiwa kacau..
    semue mende nk feeeeellllll...


  5. Nisa HEBAT Says:

    luka di hati siapa yang tahu

    parah nye hanya jiwa yang merasa....

    sakitnya hingga x mampu diluah dengan kata2

    biarlah berlalu bersama masa....